Sunday, September 18, 2005

Maaf...


Sosok bayang masa lalu terkadang terus menghantuiku....aku membenci sosok itu..setidaknya aku berusaha membenci dia. Betapa sulit sekali membenci orang yang pernah begitu lekat dengan kita ? Sosok yang pernah begitu berarti bagiku...Sosok yang aromanya begitu menyatu dalam hembusan nafasku. Uh ! Rasanya ingin ku teriak untuk meringankan sedikit rasa rindu yang ada di hati. Ataukan haruskah aku keluarkan saja hatiku sehingga aku tidak lagi merasakan kerinduan yang begitu menyiksaku ?

Saat kamu mengatakan kenapa kamu tidak bisa menjadi milikku ? Aku hanya terdiam..karena aku juga tidak tahu jawabannya. Tak bisakah kamu menungguku ??? Pertanyaan itu terus kau pertanyakan. Aku dulu merasa yakin aku bisa. Aku merasa ...aku sanggup menanti pagi itu tiba dan kelam tersingkirkan. Seribu tahun pun aku sanggup...Aku sanggup menanti pagi bersamamu. Memelukmu melewati kelam malam. Tapi aku hanya manusia biasa. Aku gagal. Aku ternyata tidak sanggup. Pagi sudah menjelang tapi kita sudah terpisah oleh kelam. Maafkan aku ! Hanya itu yang mampu aku ucapkan saat aku melangkah pergi.

Maafkan aku untuk setiap air matamu saat aku meninggalkanmu dalam selimut kelam. Dalam ruang kehampaan. Dalam kekosongan. Dalam ketiadaan…

Maafkan aku untuk setiap pedih yang kau rasakan. Pedih yang begitu memdalam. Membuatmu terkapar dalam kedukaan.

Maafkan aku yang terlalu sulit untuk engkau raih. Terlalu jauh untuk engkau capai. Terlalu ribet untuk dimengerti dengan segala akal pikiranmu. Meninggalkan dalam kelelahan. Air mata. Penuh dengan seribu pertanyaan yang tak ada jawaban. Mempertanyakan panasnya mentari. Mempertanyakan dinginnya malam. Membuatmu mempertanyakan segalanya…meragukan segalanya. Terlebih segalanya..kamu mulai mempertanyakan dirimu sendiri. Meragukan keberadaan diri.

Aku tahu kalau aku bagaikan obat pahit bagimu. Yang harus kau minum tanpa mampu kamu berdalih. Bagai secangkir kopi pahit yang membuatmu terus terjaga sepanjang malam. Bagaikan sebuah duri yang tertancap di hatimu dan terus bersemayam di sana. Sakit….tanpa mampu kau keluarkan.

Semua penuh teka-teki yang tidak mudah dimengerti. Berusaha agar meyakini, walau bertentangan dengan suara hati…Itulah yang aku lakukan berusaha meyakini walau bertentangan dengan 'suara hati'....

0 Comments:

Post a Comment

<< Home