Tuesday, April 25, 2006


My Lil' angel,You're my little angel
Since the first time your tiny lil'heart beating
Days passed so fast when I was talking with you
And I was so sure that you were listening my voice
Was wondering how you face looked like..
But I was so sure that your face would be as pretty as heaven angel
Because you already my lil' angel

Finally...the time came...
I was shacking when I held you for the first time in my arms
So tiny and fragile...
The miracle from GOD
And when you had to struggle to survive,,,
I never felt that weak...
Until that day when I couldn't do anything
I wished I could replace my life with you
Than living without you

All the sadness despaired..
When I heard you were crying for the first time
And when you looked at me for the first time with those big angel's eyes,
I was crying....full with happiness
Since that moment I found many times
That I wished I could replace you

Grow my lil'angel...
Step foward never give up...
There will be sometime
When you feel wanna give up
Just take a moment to slow your step
But never give up for your dreams
One day when you woke up in the morning,
You already be the person that you dreamt of

You are the angel of love,
Made by two hearts full of love
Grow...with love..
Touch the world with your softness
Teach the world how to love
And make this world become heaven on earth

Tuesday, April 18, 2006

Lorong Hidup


Hidup terus berjalan. Aku terus berusaha mencari makna hidupku…berusaha mencari sinar mentari pagi di lorong panjang dan kelam ini. Asa semakin lama semakin menipis. Terkadang aku berteriak…tiada yang mendengarku. Hanya tawa dari topeng-topeng yang selalu menertawakan setiap aku jatuh terjerembab ke dalam kubangan Lumpur. Aku berusaha berontak keluar dari Lumpur ini. Namun semakin dalam aku terperosok. Hingga habis semua asa ku. Aku hanya terdiam berusaha menerima Lumpur menjadi bagian dari diriku dan berusaha menerima kelam sebagai sahabatku.

Tiba-tiba sebuah tangan terulur menarikku keluar. Tangan yang begitu perkasa. Sosok itu itu begitu bercahaya. Cahaya yang begitu aku rindukan. Kemudian dia berlari menjauh daripadaku. Aku terus mengejar sosok itu. Aku sungguh tidak mau kehilangannya. Dia satu-satunya sosok yang membantuku keluar dari Lumpur itu bukan hanya menertawakanku.

Aku terjatuh lagi….kaki ku penuh darah oleh duri-duri tajam. Perih….aku menangis…tangisan tanpa suara. Aku terdiam kembali di tepi lorong kelam ini. Terdiam berusaha meredam sakit yang kurasakan. Meredam hancurnya hati ku karena tidak mampu menahan sosok itu agar tidak meninggalkanku.

Perlahan-lahan aku mencoba bangkit kembali. Namun perih di kaki ku membuatku terjatuh kembali. Aku benar-benar tidak sanggup lagi meneruskan langkahku di lorong gelap ini. Tawa itu semakin keras terdengar bergema di setiap sudut lorong ini. Ingin aku berteriak agar mereka berhenti menertawakan penderitaanku.

Aku hanya ingin mencapai ujung lorong kehidupan ini agar aku dapat merasakan sentuhan kehangatan Sang Mentari di tubuhku. Agar aku dapat bermain bersama kupu-kupu yang menari di kelopak-kelopak bunga yang merekah saat sinar lembut mentari membelainya. Kenyataan kembali menamparku.

Aku terdiam. Tidak ! Aku tidak semudah itu menyerah. Aku merangkak perlahan-lahan hingga pada suatu dentuman waktu aku mampu perlahan-lahan berdiri di atas kedua kaki ku kembali. Perlahan-lahan hingga akhirnya aku mampu berlari kencang menuju satu titik di ujung lorong kelam ini.

Kini mungkin aku akan terdiam sesaat…tapi hanya sejenak