Monday, May 22, 2006

Cerita Di Jakarta Pagi Ini


Pernah gak mempertahankan sesuatu 'hal kecil' 'sepele' 'murah' dengan segala yang ada padamu ? Lucu memang terdengar. Tapi aku PERNAH. Saat pagi hari ini seperti biasa lalu lintas Jakarta sudah padat oleh lalu lintas. Debu...bising....semua kendaraan melintas sekencang-kencangnya seperti berpacu dengan waktu.

Aku punya seorang sahabat. Kita saling punya julukan 'Soulmate'. Saat kita berjalan-jalan ke sebuah mall di Jakarta kita melihat sebuah gantungan HP yang lucu berbentuk karakter Chicken Little fav.kita berdua. Juga dilengkapi dengan lampu berbentuk hati dengan warna fav kita. Aku suka pink dan dia suka biru muda. Benar2 langka dan kebetulan. Sampai kita memutuskan untuk membeli. Kita memang hobby membeli 2 barang yang sama hanya berbeda warna. Semua barang2 itu masih tetap kita simpan walau sudah terlihat jelek. Karena semua ada nilai 'sejarahnya' masing2.

Pagi ini mobilku mogok. Saat dipinggir jalan aku hendak menelphone bengkel langgananku.Tiba-tiba gantungan HP chicken little ku copot...terpental ke tengah jalan yang ramai lalu lintas. Aku benar2 terkejut...Aku berlari berusaha menyetop kendaraan yang semuanya ngebut tanpa memikirkan nyawaku...

Seorang polisi di kejauhan yang melihat aku diantara kendaraan yang ngebut berlari menyetop semua kendaraan. Hingga akhirnya semua kendaraan berhenti. Aku dapat memungut gantungan Hp itu dengan tenang. Kemudian aku kembali ke pinggir jalan.

Dengan penuh keanehan polisi itu bertanya....apa mbak mempertaruhkan nyawa tadi cuma buat gantungan itu ?
Aku berkata ..mungkin aku mampu membeli gantungan serupa tapi gantungan ini punya cerita yang gak akan dipunya oleh gantungan penggantinya.Gantungan ini sangat berharga bagiku...

Bagiku...gak akan ada hal besar tanpa diawali hal kecil. Bagaimana kita menghargai hal besar jika hal kecil tidak mampu kita menghargainya....

Tuesday, May 09, 2006

Bimbang...


Aku lelah...aku telah lelah menapaki jalan setapak ini bersamamu. Langkah kita semakin mencuram membawa kita ke tepi tebing kehancuran.

Haruskah kita terus berjalan bergandengan tangan saat kaki semakin terasa berat melangkah ? Saat udara semakin dingin membekukan segala asa ? Atau kah kita harus merelakan sekeping sisa cinta kita yang dulu begitu besar tertinggal dipersimpangan jalan ini ?

Aku lelah, kekasihku ! Aku sungguh lelah menahan semua hempasan angin ini. Aku lelah melawan arus ini. Sedangkan pegangan tanganku semakin melemah. Aku takut jika aku terus bertahan dan suatu hari engkau melepaskan pegangan tangan ini dan membiarkanku hancur oleh hempasan ombak yang membawaku ke karang terjal.

Aku berusaha meyakini diriku kalau semua akan hanya menjadi sebuah mimpi buruk kita dimana kekuatan cinta kita akan membawa kita terjaga dari sebuah mimpi buruk.

Aku berusaha meyakini kalau hangatnya cinta kita mampu menghalau dinginnya malam. Aku beruasa meyakini kalau pegangan tangan ini tidak akan pernah terpisahkan. Aku berusaha meyakini di ujung jalan ini ada sebuat tempat untuk kita bersama tanpa terpisahkan lagi.

Haruskah kita terus bersama menapaki jalan setapak ini ataukah kita membiarkan semua kenangan akan cinta kita di persimpangan jalan hidup kita ?