Tuesday, November 29, 2005

PASANGAN JIWA


Hari ini Mbak ku ( mantan calon kakak iparku ) menikah. Selesai sudah penantian dia. Sekarang tertawanya begitu lepas. Tertawa yang selama ini tak pernah ku lihat dia sebahagia itu.

Oh...betapa aku sungguh sangat terharu. Aku sampai menangis karena aku tidak tahan menahan haru ku. Mbak ku begitu bahagia. Aku dulu juga pernah berharap menjadi bagian dari keluarga ini.

Aku pernah berpikir kalau aku akan menjadi bagian dari keluarga ini. Namun apa mau dikata....Palu Takdir telah diketuk...jalan aku dan dia terpisah hanya meninggalkan sebuah kenangan yang begitu indah dan juga menyakitkan. Mengenang sebuah cerita cinta yang melewati banyak liku dan berakhir dipersimpangan saat mentari pagi sudah mulai terbit.

Siapa yang salah ? Aku..dia...atau keadaan ?Entah...hanya doa tulus untuk Mbak ku dan pasangan jiwanya.

Semoga kalian berbahagia menari di bawah mentari dan bergandengan tangan melewati kelamnya malam hingga senja nanti.

Monday, November 28, 2005

FOR GOD SAKE


Dear GOD,


Sejak kecil aku diajarkan kalau kamu adalah MAHA segalanya....Kamulah penguasa Jagat Raya ini. Aku selalu berdoa padamu...selalu aku bersimpuh berdoa padamu seperti yang diajarkan kedua orang tua ku. Kata mereka, Kamu begitu baik hati dan kamu akan membantu hamba-Mu yang terjatuh. Kenapa aku terjatuh berkali-kali namun kamu tidak membantuku bangkit ? Kenapa malah kamu dorong aku lebih terjatuh dengan dalil ' Aku memberikan cobaan takkan melebihi kemampuan umat-Ku menanggungnya '..

BOHONG ! Aku sudah tidak sanggup..ku dah terluka. Tapi tidak sedikit pun kamu membantu aku. Bahkan kamu terus dan terus mendorong aku hingga aku lebih terluka.Tangisan aku dan ratapan aku bagaikan alunan musik di telinga-Mu yang MAHA MENDENGAR. Mereka selalu mengatakan aku harus IKHLAS..mengikhlaskan segalanya. Supaya apa ??? Supaya Engkau SENANG ??? Supaya dengan senang-Nya engkau terus Engkau melimpahkan karunia-Mu ??? Oh...jadi kita harus belajar menjilat

Engkau supaya Engkau senang dan mau melimpahkan karunia-Mu ???Engkau yang begitu berkuasa atas Jagat Raya ini sehingga Engkau bisa sewenang-wenang ini pada umat-Mu ? Sehingga bisa kamu apakan saja umat-Mu tergantung 'mood' hatimu ??? Apakah kita boneka2 mu yang bisa kamu permainkan ?

Jujur...AKU MULAI MERAGUKAN KEBERADAANMU seperti AKU MULAI MERAGUKAN KEBERADAAN AKU

Sunday, November 20, 2005

RUMAHKU


Jauh sudah aku berjalan
Rasakan pahit, rasakan manis
Rasakan gelap, rasakan terang
Sampai ku tak tahu jalan pulang


Tinggi aku terbang semakin tinggi
Lewati awan hampa udara
Hingga ku lemas, hingga ku jatuh
Tapi... aku harus bertahan hidup


# :
Tolonglah... tolonglah...
Tunjukkan jalan kerumahku...
Tolonglah... tolonglah...
Beri udara 'tuk nafasku


Siapa yang akan menolongku
Pegang tanganku bawa kerumahku
Rasakan kasih, rasakan sayang
Hangat pelukan, hangat kecupan


Ada teh hangat, dan roti bakar
Bantal yang empuk, kasur yang lembut
Ada larangan, ada aturan
Tatapan mata penuh curiga


Gorden yang cantik, dapur yang unik
Dan anak kecil panggilku 'Ibu'
Dan seorang pria... ucapkan salam 'Slamat Pagi'
Aku jadi rindu rumah...

* I dream of It every single day*

Sunday, November 13, 2005


Dalam sebuah ruang massa aku pernah mengenal dia.Sosok yang pernah begitu akrab dengan ku. Aroma raganya begitu menyatu dengan aliran darah ku..terus mempompa detak jantung kehidupan ku. Betapa sempurnanya dia tercipta. Sungguh aku terus mengagumi sosoknya dalam sebuah ruang masa. Mencintainya dengan segala yang ada pada ku. Bibir ini hanya mampu mengucapkan namanya...Mata ini hanya mampu menatap dirinya....Pikiran ini hanya mampu memikirkannya....Jantung ini hanya mampu memberikan nafas kehidupan karenanya...

Hingga...sebuah dentuman ruang waktu. Membelah jalan kita menjadi dua jalan...Aku menangis saat menatapmu di seberang jalan ku. Aku berusaha meraihmu...tapi terlalu jauh untuk ku meraih mu. Mulailah aku menyalahkan diri ku yang terlalu 'bodoh'...hingga ku biarkan dentuman itu terjadi membelah jalan kita. Kemudian aku mulai membenci Sang Pencipta jagat raya ini. Aku benci oleh karena memisahkan aku dengan sosok itu...

Siapa yang salah ? Terus aku bertanya....aku mempertanyakan segalanya..mempertanyakan hidup, mempertanyakan mimpi..mempertanyakan kelam...mempertanyakan waktu....kemudian mempertanyakan keberadaan diriku...Aku terus bertanya tanpa satu jawaban..hanya kegundahan

Aku hanya dapat menatap sosok dirinya di seberang jalan itu terus melangkah...melangkah menghilang di balik kabut kehidupan meninggalan aku yang berusaha bertahan di jalan ku. Aku harus melepaskannya..melepaskannya bersama masa lalu. Akan ku simpan semua kenangan akan dirinya dan aku serta kuhiasi dengan kerinduan aku akan dirinya

Selamat Tinggal, kekasih ku ! Selamat tinggal masa lalu ku...

SAAT YANG TEPAT TUK BERPISAH

Dan bila kau harus pergi
Jauh dan tak kembali
Ku akan merelakan mu bila kau bahagia
Selamanya disana walau tanpaku

Ku akan mengerti cinta dengan semua yang terjadi
Pastikan saja langkahmu tetap berarti

Bisakah aku tanpamu sanggupkah aku tanpamu

Sehangat pelukan hujan saat kau lambaikan tangan
Tenang wajahmu berbisik
Inilah waktu yang tepat tuk berpisah
Selembut belaian badai saat kau palingkan arah
Jejak langkahmu terbaca
Inilah waktu yang tepat tuk berpisah

AKu akan pahami cinta
Dengan apa yang terjadi
Pastikan saja mimpimu tetap berarti

Aku tak pernah mengharap kau tuk kembali
Saat kau temukan duniamu
Aku tak pernah menunggu kau tuk kembali

Saat bahagia mahkotamu bila kedamaian
Selimuti JANGAN KAU KEMBALI

Wednesday, November 09, 2005

MEMBEBANI KU....


Tertidur lagi...
Masih menangis dalam sela waktu
Dan tangan ku ini masih memegang erat kepala ku
Kepala ku...

Semua yang membebani ku
Sungguh membebani ku
Sungguh membebani ku
Sungguh membebani ku...

Lelah tetap menari...
Langkah ku mencoba 'tuk berdiri
Ku menangis..
Masih tetap mencari jalan ku
Memahami beban itu...

Gundah..


Kenapa mata ini masih enggan terpejam saat semua tanya telah terjawab ? Saat semua keraguan dah bertemu kepastian ? Saat kegundahan t’lah bertemu air mata….Aku berusaha meyakinkan diriku kalau semua akan baik-baik saja. Emosi merajai seluruh aliran darah ku..mematikan nalar logika ku. Aku terluka..lagi.

Pagi itu ternyata hanya impian saat kelam telah menjadi sahabat ku.Saat hampa adalah 'aku' Aku terus menunggu dan terus menunggu pagi yang ternyata khayalan aku. Menangis pun..apa yang harus ku tangisi ? Marah ? Kepada siapa aku tumpahkan kemarahan ku saat api itu aku yang 'menciptakan' ?

Aku hanya terdiam...aku berusaha terus menyakini diri ku....aku akan baik-baik saja...semua akan baik-baik saja..aku akan mampu melewati ini semua...aku akan mampu mengatasi semuanya...Tersisa sebuah tanya baru yang terus menggema di kosongnya raga ku...

Siapa yang salah atas kehancuran ini ? Aku….Kamu…atau ‘Dia’ ?